Senin, 24 November 2014

Perilaku Dalam Masalah Kesehatan Keluarga



                        
TUGAS MAKALAH
PERILAKU DALAM MASALAH KESEHATAN KELUARGA

OLEH:
Melki Patampang
1310009



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
YAYASAN PENDIDIKAN TAMALATEA
MAKASSAR
2014




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa  yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaaikan tugas makalah ini dengan baik.
 Meskipun dalam menjalani penyusunan makalah ini tidak sedikit kendala yang penulis hadapi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu dengan terbuka penulis mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya  pembaca pada umumnya.
           
Makassar,    Oktober  2014

Penulis

Penulis



 








BAB 1
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
 Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Hanya dengan sumber daya yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing bangsa. Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan, akan lebih mengutamakan upaya-upaya preventif dan promotif yang proaktif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dasar pandangan baru dalam pembangunan kesehatan ini disebut “Paradigma Sehat”. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan salahsatu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing manusia.
Menurut L. Blum, derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktoryaitu lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan

 keturunan. Blum menyimpulkanbahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan.Kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku mempunyai andil nomor 2,pelayanan kesehatan dan keturunan mempunyai andil yang paling kecil terhadapstatus kesehatan. Bagaimana proprorsi pengaruh faktor-faktor tersebut terhadapstatus kesehatan di negara-negara berkembang, terutama di Indonesia belum ada penelitian.

B.      Tujuan
Mengetahui konsep dan bentuk perilaku & perilaku dalam masalah kesehatan keluarga.









BAB 2
PEMBAHASAN
Sebelum kita membicarakan tentang perilaku kesehatan, terlebih dahulu akandibuat batasan tentang perilaku itu sendiri. Perilaku dari pandangan biologisadalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas,mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkankegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi jugamerupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapatdikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut,baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebutdipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umumdapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dariperilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah adalah konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah suatu kondisi atau merupakan lahan untuk perkembangan perilaku tersebut.
Suatu mekanisme pertemuan antara kedua faktor tersebut dalamrangka terbentuknya perilaku disebut proses belajar (learning process).                  

Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku merupakanhasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon) dan respons.Ia membedakan adanya 2 respons, yakni :
:a. Respondent Respons atau Reflexive ResponsAdalah respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu.Perangsangan-perangsangan semacam ini disebut eliciting stimuli Karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap, misalnya makanan lezatmenimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat akan menyebabkanmata tertutup, dan sebagainya.
b.  Operant Respons atau Instrumental ResponsAdalah respons yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsangtertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme.
Sebagian besar perilaku manusia adalah operant respons. Untuk itu, untuk membentuk jenis respons atau perilaku ini perlu diciptakan adanya suatu kondisitertentu yang disebut operant conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalamoperant conditioning ini menurut Skinner adalah sebagai berikut :
a.       Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat ataureinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk .

b.      Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.
c.       Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan- tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.
d.      Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponenyang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan makahadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku(tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau perilaku inisudah terbentuk kemudian dilakukan komponen (perilaku) yang kedua,diberi hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi),demikian berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itudilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampaiseluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.









Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respons iniberbentuk 2  macam, yakni :
a.       Bentuk pasif adalah respons internal yaitu yang terjadi didalam dirimanusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnyaberpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.
b.      Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap adalahmerupakan respons seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masihbersifat terselubung dan disebut covert behaviour. Sedangkan tindakan nyataseseorang sebagai respons seseorang terhadap stimulus (practice) adalah merupakan overt behaviour.
Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatansuatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap.
Faktor-faktor yangmempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi 2, yakni faktor interndan ekstern. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dansebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Sedangkanfaktor ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik sepertiiklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.

Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit, yakni :
- Perilaku sehubungan dengan peningkatan ddan pemeliharaan kesehatan(health promotion behaviour). Misalnya makan makanan yang bergizi,olah raga, dan sebagainya.
- Perilaku pencegahan penyakit (health preevention behaviour) adalahrespons untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya tidur memakaikelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasi, dansebagainya. Termasuk perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepadaorang lain.
- Perilaku sehubungan dengan pencarian penngobatan (health seekingbehaviour), yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan,misalnya usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas, mantri,dokter praktek, dan sebagainya), maupun ke fasilitas kesehatan tradisional(dukun, sinshe, dan sebagainya).
- Perilaku sehubungan dengan pemulihan kessehatan (health rehabilitationbehaviour) yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usahapemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnyamelakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam rangka pemulihan kesehatannya).



Klasifikasi Perilaku Kesehatan menurut Skinner terbagi atas :

1.Perilaku Pencegahan (preventif)

2.Perilaku Penyembuhan (kuratif)

3.Perilaku pemulihan (rehabilitatif)

4.Perilaku peningkatan kesehatan (promotif)

5 Perilaku yang berhubungan dengan gaya hidup sehat (life styles), seperti perilaku makan, olahraga, merokok dan sebagainya.
 6.Perilaku yang berhubungan dengan lingkungan

Keluarga secara klasik adalah sekelompok orang yang diikat dalam taliperkawinan, darah atau adopsi, terdapat dalam satu rumah tangga, salingberinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan lainnya dalam tanggung jawabsocial masing-masing (suami dan istri, ibu dan suami, antara saudara kandung)serta menciptakan dan menjaga budaya yang diyakini secara kolektif.Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat mempunyai nilai strategis dalampembangunan kesehatan, karena setiap masalah individu merupakan masalah keluarga, dan sebaliknya. Kasus kesehatan dari setiap individu perlu pendekatan secara holistik (menyeluruh) terhadap fungsi-fungsi keluarga. Pendekatan keluarga adalah suatu proses yang mengembangkan kemampuan keluarga untuk   berbuat dan bertindak atas keputusan yang berdasarkan informasi ataupengetahuan menyangkut pengasuhan kepada anggotanya, dengan menggunakansumber dayanya sendiri atau dengan jalan mengakses sumber daya lainnya.

Keluarga sehat berkaitan erat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS di Rumah Tangga. Beberapa permasalahan kesehatan seperti Diare dapat dicegahbila masyarakatnya dapat menerapkan perilaku sehat, dengan cuci tangan pakaisabun, minum air yang dimasak dan memanfaakan sarana kesehatan lingkungandengan baik.

Sebagai tindak lanjut dari pembangunan kesehatan kelompok terdapatpembangunan yang mengarah pada pembangunan kesehatan keluarga dengantujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatankeluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya. Ditingkat individu/perorangan kegiatan pembangunan kesehatan dapat dilaksanakandi rumah (home nursing). Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kebutuhankesehatan seseorang yang diberikan pengawasan dan perawatan yangberkelanjutan dapat terpenuhi. Untuk terpenuhinya kebutuhan kesehatan tersebutsangat dibutuhkan peran tenaga kesehatan seperti pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan.





DAFTAR PUSTAKA


Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.

Azwar, S. 2006. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Pustaka Pelajar:Yogyakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar