TUGAS
MAKALAH
PERILAKU
DALAM MASALAH KESEHATAN KELUARGA
OLEH:
Melki
Patampang
1310009
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN (STIK)
YAYASAN
PENDIDIKAN TAMALATEA
MAKASSAR
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaaikan tugas makalah ini dengan
baik.
Meskipun dalam menjalani penyusunan makalah
ini tidak sedikit kendala yang penulis hadapi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu dengan terbuka penulis
mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun. Harapan penulis semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya pembaca pada umumnya.
Makassar, Oktober
2014
Penulis
Penulis
|
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah
tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin. Salah satu
ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena
derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Hanya dengan sumber
daya yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan
daya saing bangsa. Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan, akan lebih
mengutamakan upaya-upaya preventif dan promotif yang proaktif, tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dasar pandangan baru dalam
pembangunan kesehatan ini disebut “Paradigma Sehat”. Pembangunan kesehatan
bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan salahsatu faktor
yang sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia
yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing manusia.
Menurut L. Blum, derajat kesehatan
manusia dipengaruhi oleh beberapa faktoryaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
medis dan
keturunan. Blum menyimpulkanbahwa lingkungan
mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan.Kemudian
berturut-turut disusul oleh perilaku mempunyai andil nomor 2,pelayanan
kesehatan dan keturunan mempunyai andil yang paling kecil terhadapstatus
kesehatan. Bagaimana proprorsi pengaruh faktor-faktor tersebut terhadapstatus
kesehatan di negara-negara berkembang, terutama di Indonesia belum ada
penelitian.
B. Tujuan
Mengetahui konsep dan bentuk perilaku & perilaku dalam masalah
kesehatan keluarga.
BAB 2
PEMBAHASAN
Sebelum
kita membicarakan tentang perilaku kesehatan, terlebih dahulu akandibuat
batasan tentang perilaku itu sendiri. Perilaku dari pandangan biologisadalah
merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.Jadi
perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu
sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat
luas,mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya.
Bahkankegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan
emosi jugamerupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis
dapatdikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme
tersebut,baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.Perilaku
dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebutdipengaruhi
baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umumdapat dikatakan
bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dariperilaku makhluk
hidup termasuk perilaku manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah adalah konsepsi
dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk
selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah suatu kondisi atau merupakan lahan
untuk perkembangan
perilaku tersebut.
Suatu
mekanisme pertemuan antara kedua faktor tersebut dalamrangka terbentuknya
perilaku disebut proses belajar (learning process).
Skinner
(1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku merupakanhasil
hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon) dan respons.Ia membedakan adanya 2 respons, yakni :
:a.
Respondent Respons atau Reflexive ResponsAdalah respons yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan tertentu.Perangsangan-perangsangan semacam ini disebut
eliciting stimuli Karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap,
misalnya makanan lezatmenimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat akan
menyebabkanmata tertutup, dan sebagainya.
b. Operant Respons atau Instrumental
ResponsAdalah respons yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh
perangsangtertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer
karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respons yang telah
dilakukan oleh organisme.
Sebagian
besar perilaku manusia adalah operant respons. Untuk itu, untuk membentuk
jenis respons atau perilaku ini perlu diciptakan adanya suatu kondisitertentu
yang disebut operant conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalamoperant
conditioning ini menurut Skinner adalah sebagai berikut :
a. Melakukan identifikasi tentang
hal-hal yang merupakan penguat ataureinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards
bagi perilaku yang akan dibentuk .
b. Melakukan analisis untuk
mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang
dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang
tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.
c. Dengan menggunakan secara urut
komponen-komponen itu sebagai tujuan- tujuan sementara, mengidentifikasi
reinforcer atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.
d. Melakukan pembentukan perilaku
dengan menggunakan urutan komponenyang telah tersusun itu. Apabila komponen
pertama telah dilakukan makahadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan
komponen atau perilaku(tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan.
Kalau perilaku inisudah terbentuk kemudian dilakukan komponen (perilaku) yang
kedua,diberi hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi),demikian
berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itudilanjutkan dengan komponen
ketiga, keempat, dan selanjutnya sampaiseluruh perilaku yang diharapkan
terbentuk.
Secara
lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau
seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respons iniberbentuk 2
macam, yakni :
a. Bentuk pasif adalah respons internal
yaitu yang terjadi didalam dirimanusia dan tidak secara langsung dapat terlihat
oleh orang lain, misalnyaberpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.
b. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku
itu jelas dapat diobservasi secara langsung.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap adalahmerupakan respons seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan yang masihbersifat terselubung dan disebut
covert behaviour. Sedangkan tindakan nyataseseorang sebagai respons seseorang
terhadap stimulus (practice) adalah merupakan overt behaviour.
Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau
perbuatansuatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.
Perilaku tidak sama dengan sikap.
Faktor-faktor yangmempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi 2,
yakni faktor interndan ekstern. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan,
persepsi, emosi, motivasi dansebagainya
yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Sedangkanfaktor
ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik sepertiiklim,
manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.
Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-tingkat
pencegahan penyakit, yakni :
- Perilaku sehubungan dengan peningkatan ddan pemeliharaan
kesehatan(health promotion behaviour). Misalnya makan makanan yang bergizi,olah
raga, dan sebagainya.
- Perilaku pencegahan penyakit (health preevention behaviour)
adalahrespons untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya tidur
memakaikelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasi, dansebagainya.
Termasuk perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepadaorang lain.
- Perilaku sehubungan dengan pencarian penngobatan (health
seekingbehaviour), yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari
pengobatan,misalnya usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya atau mencari
pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas, mantri,dokter
praktek, dan sebagainya), maupun ke fasilitas kesehatan tradisional(dukun,
sinshe, dan sebagainya).
- Perilaku sehubungan dengan pemulihan kessehatan (health
rehabilitationbehaviour) yaitu perilaku yang berhubungan dengan
usaha-usahapemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit.
Misalnyamelakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam rangka pemulihan
kesehatannya).
Klasifikasi
Perilaku Kesehatan menurut Skinner terbagi atas :
1.Perilaku
Pencegahan (preventif)
2.Perilaku
Penyembuhan (kuratif)
3.Perilaku
pemulihan (rehabilitatif)
4.Perilaku
peningkatan kesehatan (promotif)
5 Perilaku
yang berhubungan dengan gaya hidup sehat (life styles), seperti perilaku makan,
olahraga, merokok dan sebagainya.
6.Perilaku
yang berhubungan dengan lingkungan
Keluarga secara klasik adalah sekelompok orang yang diikat dalam
taliperkawinan, darah atau adopsi, terdapat dalam satu rumah tangga,
salingberinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan lainnya dalam tanggung
jawabsocial masing-masing (suami dan istri, ibu dan suami, antara saudara
kandung)serta menciptakan dan menjaga budaya yang diyakini secara kolektif.Keluarga sebagai unit
terkecil dari masyarakat mempunyai nilai strategis dalampembangunan kesehatan,
karena setiap masalah individu merupakan masalah keluarga, dan sebaliknya.
Kasus kesehatan dari setiap individu perlu pendekatan secara holistik
(menyeluruh) terhadap fungsi-fungsi keluarga. Pendekatan keluarga adalah suatu
proses yang mengembangkan kemampuan keluarga untuk berbuat dan bertindak atas keputusan yang berdasarkan
informasi ataupengetahuan menyangkut
pengasuhan kepada anggotanya, dengan menggunakansumber dayanya sendiri
atau dengan jalan mengakses sumber daya lainnya.
Keluarga
sehat berkaitan erat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS di Rumah
Tangga. Beberapa permasalahan kesehatan seperti Diare dapat dicegahbila
masyarakatnya dapat menerapkan perilaku sehat, dengan cuci tangan pakaisabun,
minum air yang dimasak dan memanfaakan sarana kesehatan lingkungandengan baik.
Sebagai
tindak lanjut dari pembangunan kesehatan kelompok terdapatpembangunan yang mengarah pada pembangunan
kesehatan keluarga dengantujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga
dalam memelihara kesehatankeluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status
kesehatan keluarganya. Ditingkat individu/perorangan kegiatan pembangunan
kesehatan dapat dilaksanakandi rumah (home nursing). Hal ini dilakukan dengan
tujuan agar kebutuhankesehatan seseorang yang diberikan pengawasan dan
perawatan yangberkelanjutan dapat terpenuhi. Untuk terpenuhinya kebutuhan
kesehatan tersebutsangat dibutuhkan peran
tenaga kesehatan seperti pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo,
S. 2003. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.
Azwar, S.
2006. Sikap Manusia (Teori dan
Pengukurannya). Pustaka Pelajar:Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar