Senin, 24 November 2014

Perilaku Dalam Masalah Kesehatan Keluarga



                        
TUGAS MAKALAH
PERILAKU DALAM MASALAH KESEHATAN KELUARGA

OLEH:
Melki Patampang
1310009



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
YAYASAN PENDIDIKAN TAMALATEA
MAKASSAR
2014




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa  yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaaikan tugas makalah ini dengan baik.
 Meskipun dalam menjalani penyusunan makalah ini tidak sedikit kendala yang penulis hadapi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu dengan terbuka penulis mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya  pembaca pada umumnya.
           
Makassar,    Oktober  2014

Penulis

Penulis



 








BAB 1
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
 Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Hanya dengan sumber daya yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing bangsa. Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan, akan lebih mengutamakan upaya-upaya preventif dan promotif yang proaktif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dasar pandangan baru dalam pembangunan kesehatan ini disebut “Paradigma Sehat”. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan salahsatu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing manusia.
Menurut L. Blum, derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktoryaitu lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan

 keturunan. Blum menyimpulkanbahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan.Kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku mempunyai andil nomor 2,pelayanan kesehatan dan keturunan mempunyai andil yang paling kecil terhadapstatus kesehatan. Bagaimana proprorsi pengaruh faktor-faktor tersebut terhadapstatus kesehatan di negara-negara berkembang, terutama di Indonesia belum ada penelitian.

B.      Tujuan
Mengetahui konsep dan bentuk perilaku & perilaku dalam masalah kesehatan keluarga.









BAB 2
PEMBAHASAN
Sebelum kita membicarakan tentang perilaku kesehatan, terlebih dahulu akandibuat batasan tentang perilaku itu sendiri. Perilaku dari pandangan biologisadalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas,mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkankegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi jugamerupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapatdikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut,baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebutdipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umumdapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dariperilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah adalah konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah suatu kondisi atau merupakan lahan untuk perkembangan perilaku tersebut.
Suatu mekanisme pertemuan antara kedua faktor tersebut dalamrangka terbentuknya perilaku disebut proses belajar (learning process).                  

Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku merupakanhasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon) dan respons.Ia membedakan adanya 2 respons, yakni :
:a. Respondent Respons atau Reflexive ResponsAdalah respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu.Perangsangan-perangsangan semacam ini disebut eliciting stimuli Karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap, misalnya makanan lezatmenimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat akan menyebabkanmata tertutup, dan sebagainya.
b.  Operant Respons atau Instrumental ResponsAdalah respons yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsangtertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme.
Sebagian besar perilaku manusia adalah operant respons. Untuk itu, untuk membentuk jenis respons atau perilaku ini perlu diciptakan adanya suatu kondisitertentu yang disebut operant conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalamoperant conditioning ini menurut Skinner adalah sebagai berikut :
a.       Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat ataureinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk .

b.      Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.
c.       Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan- tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.
d.      Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponenyang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan makahadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku(tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau perilaku inisudah terbentuk kemudian dilakukan komponen (perilaku) yang kedua,diberi hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi),demikian berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itudilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampaiseluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.









Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respons iniberbentuk 2  macam, yakni :
a.       Bentuk pasif adalah respons internal yaitu yang terjadi didalam dirimanusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnyaberpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.
b.      Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap adalahmerupakan respons seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masihbersifat terselubung dan disebut covert behaviour. Sedangkan tindakan nyataseseorang sebagai respons seseorang terhadap stimulus (practice) adalah merupakan overt behaviour.
Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatansuatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap.
Faktor-faktor yangmempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi 2, yakni faktor interndan ekstern. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dansebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Sedangkanfaktor ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik sepertiiklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.

Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit, yakni :
- Perilaku sehubungan dengan peningkatan ddan pemeliharaan kesehatan(health promotion behaviour). Misalnya makan makanan yang bergizi,olah raga, dan sebagainya.
- Perilaku pencegahan penyakit (health preevention behaviour) adalahrespons untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya tidur memakaikelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasi, dansebagainya. Termasuk perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepadaorang lain.
- Perilaku sehubungan dengan pencarian penngobatan (health seekingbehaviour), yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan,misalnya usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas, mantri,dokter praktek, dan sebagainya), maupun ke fasilitas kesehatan tradisional(dukun, sinshe, dan sebagainya).
- Perilaku sehubungan dengan pemulihan kessehatan (health rehabilitationbehaviour) yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usahapemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnyamelakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam rangka pemulihan kesehatannya).



Klasifikasi Perilaku Kesehatan menurut Skinner terbagi atas :

1.Perilaku Pencegahan (preventif)

2.Perilaku Penyembuhan (kuratif)

3.Perilaku pemulihan (rehabilitatif)

4.Perilaku peningkatan kesehatan (promotif)

5 Perilaku yang berhubungan dengan gaya hidup sehat (life styles), seperti perilaku makan, olahraga, merokok dan sebagainya.
 6.Perilaku yang berhubungan dengan lingkungan

Keluarga secara klasik adalah sekelompok orang yang diikat dalam taliperkawinan, darah atau adopsi, terdapat dalam satu rumah tangga, salingberinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan lainnya dalam tanggung jawabsocial masing-masing (suami dan istri, ibu dan suami, antara saudara kandung)serta menciptakan dan menjaga budaya yang diyakini secara kolektif.Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat mempunyai nilai strategis dalampembangunan kesehatan, karena setiap masalah individu merupakan masalah keluarga, dan sebaliknya. Kasus kesehatan dari setiap individu perlu pendekatan secara holistik (menyeluruh) terhadap fungsi-fungsi keluarga. Pendekatan keluarga adalah suatu proses yang mengembangkan kemampuan keluarga untuk   berbuat dan bertindak atas keputusan yang berdasarkan informasi ataupengetahuan menyangkut pengasuhan kepada anggotanya, dengan menggunakansumber dayanya sendiri atau dengan jalan mengakses sumber daya lainnya.

Keluarga sehat berkaitan erat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS di Rumah Tangga. Beberapa permasalahan kesehatan seperti Diare dapat dicegahbila masyarakatnya dapat menerapkan perilaku sehat, dengan cuci tangan pakaisabun, minum air yang dimasak dan memanfaakan sarana kesehatan lingkungandengan baik.

Sebagai tindak lanjut dari pembangunan kesehatan kelompok terdapatpembangunan yang mengarah pada pembangunan kesehatan keluarga dengantujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatankeluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya. Ditingkat individu/perorangan kegiatan pembangunan kesehatan dapat dilaksanakandi rumah (home nursing). Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kebutuhankesehatan seseorang yang diberikan pengawasan dan perawatan yangberkelanjutan dapat terpenuhi. Untuk terpenuhinya kebutuhan kesehatan tersebutsangat dibutuhkan peran tenaga kesehatan seperti pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan.





DAFTAR PUSTAKA


Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.

Azwar, S. 2006. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Pustaka Pelajar:Yogyakarta


Ergonomi Kerja









KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirar Allah swt, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Masalah Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangannya .
Masalah lingkungan hidup memang bukan persoalan salah satu negara saja, tetapi sudah menjadi tanggung jawab seluruh bangsa dan negara. Oleh karena itulah berbagai upaya dilakukan orang untuk mencegah tambah rusaknya lingkungan hidup.
            Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, kami mengharapkan pembaca dapat memakluminya.

Fungsi dari Ergonomi dalam kehidupan beserta dampak psikologisnya

Fungsi dari Ergonomi dalam kehidupan beserta dampak psikologisnya
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu bersifat multi-disipliner yang lahirnya setelah perang dunia II. Mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu kedokteran, biologi, ilmu psikologi dan sosiologi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan dan sebagai aturan dalam bekerja. Ergonomi merupakan disiplin ilmu yang bersangkutan dengan pemahaman manusia dan interaksi di antara unsur-unsur lain dari sistem, dan profesi yang berlaku teori, prinsip, data dan metode untuk desain agar dapat mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan sistem secara keseluruhan kinerja.
Ergonomi menarik di banyak disiplin ilmu dalam studi tentang manusia dan lingkungan mereka. Ergonomi berasal dari bahasa Yunani kata Ergon dan Nomos. Ergon berarti kerja, Nomos berarti aturan atau hukum. Implikasi dalam kehidupan ialah bahwa di dalam melaksanakan pekerjaan itu hendaknya manusia selalu menyadari bahwa ada aturan kerja yang harus dipatuhi. Ergonomi dapat diartikan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya, mempelajari sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja guna mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif, efisien dan aman serta nyaman.
Ergonomi berkaitan dengan \’kesesuaian\’ antara orang-orang dan pekerjaan mereka. Hal ini memperhitungkan kemampuan pekerja dan keterbatasan dalam mencari untuk memastikan bahwa tugas, peralatan, informasi dan lingkungan hidup sesuai dengan setiap pekerja. Untuk menilai seseorang cocok dalam pekerjaanya, ergonomists mempertimbangkan pekerjaan yang dilakukan dan tuntutan pekerja; peralatan yang digunakan (ukuran, bentuk, dan bagaimana yang tepat adalah untuk tugas), dan informasi yang digunakan (bagaimana disajikan, diakses, dan diubah .
Prinsip dasar dalam ergonomi adalah menyesuaikan manusia dengan pekerjaanya, manusia bukan hanya harus mendapatkan pekerjaan. Akan tetapi, pekerjaan yang diperoleh dapat memelihara harkat dan harga dirinya sebagai manusia sehingga bersifat manusiawi yang didalamnya terkandung pengertian adanya jaminan keselamatan, keamanan dan kenyamanan. Manusia adalah mahluk pekerja. Dengan bekerja mereka akan menghasilkan suatu hasil kerja yang nantinya akan dipakai untuk membiayai segala kebutuhan hidupnya, yaitu memperoleh bahan makanan, sandang dan perumahan. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya itu manusia bisa saja memakai peralatan kerja dan berada dalam lingkungan kerja tertentu.
Peralatan kerja harus sesuai dengan manusia pemakai, lingkungan kerjanya harus mendukung fungsi tubuh yang sedang bekerja. Hal itulah yang dituju dalam pelaksanaan ergonomi di tempat kerja. Dengan ergonomi akan dijamin manusia bekerja sesuai dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasannya. Hasil akhirnya ialah manusia mampu berproduksi optimal, selama umur produktifnya tanpa harus mengorbankan keselamatan dan kesehatannya. Ergonomi dimanfaatkan sebagai suatu cabang ilmu akan sangat bermanfaat bagi manusia bekerja, dimana saja dan kapan saja.
Ergonomi dipergunakan oleh setiap manusia bekerja. Ergonomi sebagai suatu pendekatan yang memungkinkan manusia bekerja secara optimal dan efisien. Apakah ia bekerja di pagi sampai siang, sore dan malam hari. Bekerja di permukaan bumi, bawah laut, di bawah tanah atau di udara sekalipun. Jenis tugasnya dapat dilaksanakan secara invidual, atau berkelompok, pekerjaan ringan, sedang, dan berat; di situlah ergonomi akan berperan.
A. Tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja.
3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkakan efisiensi sistem manusia-mesin.
B. Manfaat pelaksanaan ergonomi adalah sebagai berikut:
1. Menurunnya angka sakit akibat kerja.
2. Menurunnya kecelakaan kerja.
3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
4. Stress akibat kerja berkurang.
5. Produktivitas membaik.
6. Alur kerja bertambah baik.
7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.
8. Kepuasan kerja meningkat.
Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja dimulai dari yang sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan yang ergonomis akan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman, nyaman dan sehat.
C. Beberapa aspek yang mempengaruhi ergonomi dalam kelangsungan hidup manusia adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan
Aspek lingkungan kerja sangat menentukan prestasi kerja manusia. Lingkungan yang tidak kondusif untuk bekerja akan memberikan beban tambahan bagi tubuh, pada hal tubuh sedang melaksanakan beban utama yaitu tugas yang sedang dilaksanakan. Demikian juga lingkungan dingin, kelembaban relatif, penipisan kadar oksigen, adanya zat pencemar dalam udara semuanya akan mempengaruhi penampilan kerja manusia. Penerangan tempat kerja, adanya kebisingan, lingkungan kimia, biologi dan lingkungan sosial di tempat kerja berpengaruh terhadap prestasi dan produktivitas kerja.
2. Antropometri dan Dimensi ruang
Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam memerlukan intraksi manusia. Ukuran yang digunakan yaitu standar rata-rata atau kurva normal. Data antropometri diaplikasikan secara luas antara lain dalam perancangan area kerja, perancangan peralatan kerja, perancangan produk konsumtif, dan perancangan lingkungan kerja fisik. Perancangan suatu produk harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia yaitu umur, jenis kelamin, suku bangsa, posisi tubuh.

3. Kondisi Kerja
Lingkungan kerja fisik mencakup segala hal dari fasilitas parkir di luar gedung perusahaan, lokasi dan rancangan gedung sampai jumlah cahaya dan suara yang menimpa meja kerja atau ruang kerja seorang tenaga kerja.
4. Waktu Kerja
Lama jam kerja per hari atau per minggu penting untuk dikaji untuk mencegah adanya kelelahan berlebihan. Kerja dikatakan efisien apabila waktu penyelesaian berlangsung singkat. Untuk menghitung waktu (standar time) penyelesaian pekerjaan maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik pengukuruan kerja. Pengukuran kerja adalah suatu metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Waktu baku diperlukan terutama untuk perencanaan kebutuhan tertentu tenaga kerja (man power planning), estimasi biaya2 untuk upah karyawan, penjadwalan produksi dan penganggaran, perencanaan sistem, pemberian bonus (insentif) bagi karyawan yang berprestasi, indikasi keluaran yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.
5. Sosial
Termasuk di dalamnya bagaimana pekerja diorganisir dalam melaksanakan tugas-tugasnya, interaksi sosial sesama pekerja, khususnya menghadapi teknologi baru. Di samping itu pekerjaan yang dilaksanakan bila tidak sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya akan menimbulkan stress psikologis dan problema kesehatan. Karenanya kondisi sosial ini banyak seharusnya dimanfaatkan oleh pimpinan tempat kerja untuk membina dan membangkitkan motivasi kerja, seperti sistem penghargaan bagi yang berhasil dan hukuman bagi yang salah dan lalai bekerja.
6. Sikap Kerja
Sikap kerja yang bertentangan dengan sikap alami tubuh akan menimbulkan kelelahan dan cedera otot-otot. Dalam sikap yang tidak alamiah tersebut akan banyak terjadi gerakan otot yang tidak seharusnya terjadi sehingga gerakan itu akan boros energi. Hal itu akan menimbulkan strain dan cedera otot-otot.
7. Interaksi manusia-mesin atau peralatan kerja
Tujuannya untuk menentukan keserasian antara manusia dengan mesin atau peralatan kerjanya. Bagaimana manusia dapat mengontrol mesin-mesin melalui display dan control. Ketidak-serasian antara kedua faktor tersebut akan menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan tubuh.
Fokus perhatian ergonomi erat kaitannya dengan aspek-aspek manusia dalam perencanaan dan lingkungan kerja. Penekanan ergonomi pada penelitian kemampuan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental, psikologis serta dalam sistem manusia mesin yang integral, yang pada akhirnya rancangan ergonomis akan meningkatkan efisien, produktivitas kerja.
Maksud dan tujuan ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performance kerja manusia dan mampu memperbaiki pendayagunaan SDM serta meminimalisir kerusakan alat atau peralatan yang disebabkan oleh kesalahan manusia (Human Error). Sedangkan pendekatan khusus ergonomi merupakan aplikasi sistematis dari segala informasi yang relevan berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia dalam perencanaan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai






PENGERTIAN ERGONOMI
PENGERTIAN ERGONOMI

Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (KERJA) dan NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan (Nurmianto, 2008). Menurut Sutalaksana (1979), egonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman . Ergonomi berkenaan berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia ditempat kerja, di rumah, dan di tempat rekreasi. Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors. Ergonomi juga digunakan oleh beberapa ahli pada bidangnya misalnya: ahli anatomi, arsitektur , perancangan produk, fisika, fisioterapi, terapi pekerjaan, psikologi, dan teknik industri (definisi ini berdasar pada International Ergonomics Association). Ergonomic dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi, misalnya: penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja, meningkatkan variasi pekerjaan. Ergonomi dapat pulaberperan sebagai desain perangkat lunak karena dengan semakin banyaknya pekerjaan yang berkaitan dengan komputer


Pengertian Ergonomi

Published on 22 May 2014 by Candra Wiguna
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata ergos yang berarti kerja dan nomos yang artinya ilmu, sehingga secara harfiah ergonomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya.
Definisi ergonomi dapat dilakukan dengan menjabarkannya dalam fokus, tujuan, dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick, 1993) dimana dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut:
  • Secara fokus:
    Ergonomi memfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur, dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja.
  • Secara tujuan:
    Tujuan ergonomi ada 2, yaitu peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja, serta peningkatan nilai-nilai kemanusiaan seperti peningkatan keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah, dsb.
  • Secara pendekatan:
    Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku, dan motivasi untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari.
Berdasarkan ketiga hal tersebut maka definisi ergonomi dapat terangkum dalam definisi yang dikemukakan oleh Chapanis (1985), yaitu bahwa ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan, dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan, dan efektivitas pekerjaan manusia.
Definisi mengenai ergonomi juga datang dari Iftikar Z. Sutalaksana (1979) yang mendefinisikan ergonomi sebagai suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman. (Sutalaksana dkk, 1979).



KESIMPULAN DAN SARAN
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaan dan pengawasan secara berkelanjutan.

            Perlu adanya pembinaan dan instruksi yang benar, serta adanya pelatihan-pelatihan tentang pengenalan peralatan dan tempat kerja secara rutin, sehingga menjadikan suatu kebiasaan pekerjaan positif  yang mendarah daging (habit), Persoalan yang terpenting adalahterjadinya kelelahan yang terjadi, dimana bisa saja terjadi bahwa permasalahan ergonomi dapat mengakibatkan mempercepat terjadinya proses kelelahan  ditempat kerja.

Ruang lingkup ergonomik sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :
-  Tehnik
-  Fisik
-  Pengalaman psikis
-  Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian
-  Anthropometri
-  Sosiologi
-  Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh dan aktivitas otot.
-  Desain, dan sebagainya



Ruang lingkup ergonomik sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :
-  Tehnik
-  Fisik
-  Pengalaman psikis
-  Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian
-  Anthropometri
-  Sosiologi
-  Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up take, pols,dan aktivitas otot.
-  Desain, dan sebagainya

Contoh ergonomik dalam aplikasi kerja seperti, dalam penerapan Ergonomik:

1.  Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani engan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki. Bekerjalah dengan posisi tegak ke depan.

                                                                                                                               - Usahakan pekerjaan terlihat dengan kepala dan badan tegak,kepala agak ke depan.
                                                                                                                              - Usahakan benda yang akan anda jangkau berada maksimal 15 cm di atas landasan kerja
                                                                                                                   - Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik





2.  Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi  waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur. Kurangi gerakan yang tidak perlu, gunakan sepatu yang senyaman mungkin.
¨       Hindari postur tubuh yang tidak berubah/statis, sesekali regangkan otot-otot anda
¨       Jika pekerjaan anda menuntut adanya koordinasi tangan atau mata (contoh: mengetik dengan komputer) maka posisi pekerjaan perlu di dekat daerah mata, sedikit di bawah ketinggian bahu, untuk menstabilkan tangan diberi bantalan siku/pergelangan yang nyaman dengan tujuan mengurangi beban otot bahu
Didalam proses kerja terdapat tatacara pengaturan Organisasi kerja
Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :
-  Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
-  Frekuensi pergerakan diminimalisasi
-  Jarak mengangkat beban dikurangi
-  Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi.
-  Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan
gbr 2. posisi kerja & jangkauan kerja

3.  Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
¨       letakkan barang-barang tersebut dalam posisi yang minimal atau terdekat dan mudah dijangkau dan mudah terlihat
¨       Landasan kerja   harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks dari bahu, dengan lengan bawah mendekati posisi horizontal atau sedikit menurun. (Duduk dengan posisi bersandar).
4.  Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, angan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan. Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:



Gbr.3 Beban yang dapat diangkat 

Kemampuan beban yang dapat diangkat
-  Laki-laki dewasa 40 kg
-  Wanita dewasa 15-20 kg
-  Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
-  Wanita (16-18 th) 12-15 kg
Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
-  Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
-  Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.
Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :
o  Posisi kaki yang benar
o  Punggung kuat dan kekar
o  Posisi lengan dekat dengan tubuh
o  Mengangkat dengan benar
o  Menggunakan berat badan
Perlunya pelatihan bidang ergonomi, dengan adanya tuntunan dalam pelatihan yang terus menerus, akan menjadi pembiasaan dalam waktu bekerja. Sudah barang tentu pelatihan yang harus diikuti oleh semua pengguna fasilitas baik di bengkel maupun di laboratorium menjadi bagian pembelajaran yang tidak terpisahkan dengan kesehatan dan keselamatan kerja, kesemuanya ditujukan pada aspek proses kerja dan lingkungan kerja
Kelelahan/Fatique
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai berikut :
1.  Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.
a.Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual), Mata merupakan indera yang mempunyai peranan penting dalam penyelesaian pekerjaan.
b.Kebisingan.Pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah  Kerusakan pada indera pendengaran.  Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian·

2.  Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya.
3.  Psikologis dan emotional fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis “mekanisme melarikan diri dari kenyataan” pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.
4. Upaya kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahan, meskipun seseorang mempunyai batas ketahanan, akan tetapi beberapa hal dibawah ini akan mengurangi kelelahan yang tidak seharusnya terjadi :
·         Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia. Pencahayaan dan ventilasi harus memadai dan tidak ada gangguan bising
·         Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup saat makan siang.
·         Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor.
·         Tempo kegiatan tidak harus terus menerus
·         Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau memungkinkan.
·         Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalampeningkatan semangat kerja.
·         Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.
·         Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja
·         Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya;
o   Pekerja remaja
o   Wanita hamil dan menyusui
o   Pekerja yang telah berumur
o   Pekerja shift
o   Migrant.
·         Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat stimulan atau zat addiktif lainnya perlu diawasi.

Pemeriksaan kelelahan :
            Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes pada kelopak mata dan kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan mendeteksi sinyal, atau pemeriksaan pada serabut otot secara elektrik dan sebagainya.
Persoalan yang terpenting adalah kelelahan yang terjadi apakah ada hubungannya dengan masalah ergonomi, karena mungkin saja masalah ergonomi akan mempercepat terjadinya kelelahan.
Kasus Ergonomi
Terdapat beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Kasus-kasus tersebut antara lain:
1.             Dalam pengukuran performansi atlet. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atu duduk.
2.             Pengukuran variabilitas kerja. Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau operator komputer.
3.      Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.
4.       Kasus bekerja sambil duduk: Seorang pekerja yang setiap hari menggunakan komputer dalam bekerja dengan posisi yang tidak nyaman, maka sering kali ia merasakan keluhan bahwa tubuhnya sering mengalami rasa sakit/nyeri, terutama pada bagian bahu, pergelangan tangan, dan pinggang.
5.      Kasus manual material handling: Kuli panggul di pasar sering sekali mengalami penyakit herniadan juga low back pain akibat mengangkut beban di luar recommended weighting limit (RWL).
6.      Kasus information ergonomic atau kognitive ergonomic: Operator reaktor sulit untuk membedakan beraneka macam informasi yang disampaikan oleh display terutama pada saat situasi darurat/emergency. Hal ini disebabkan karena informasi tersebut sulit dimengerti oleh operator tersebut. Kejadian yang serupa sering juga dialami oleh pilot, dimana harus menghadapi banyak display pada waktu yang bersamaan
            Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya. Ergonomi  secara tehnis merupakan bagian dari hygiene kesehatan dan keselamatan kerja, namun sampai saat ini pengembangannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima ergonomi dan penerapannya. Untuk mendapat manfaat dari ergonomi perlu dibuat suatu program untuk menggerakkan baik masyarakat industry maupun tradisional agar ergonomic diterapkan secara luas


B. Tujuan Ergonomi
 
 Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan system serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman dan sehat. - Adapun tujuan penerapan ergonomic adalah sebagai berikut :
 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan beban kerja tambahan(fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja
 2. Meningkatkan kesejahteraan social dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesame pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan system kebersamaan dalam tempat kerja.
 3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.
 C. Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi:
1. Tehnik
 2. Fisik 3. Pengalaman psikis
 4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian
 5. Sosiologi
 6. Fisiologi, kaitanya dengan temperature tubuh, oxygen up take, dan aktifitas otot
7. Desain, dll
 D. Manfaat Ergonomi
 1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.
 2. Menurunnya kecelakaan kerja.
 3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
SASARAN ERGONOMI

1.seluruh tenaga kerja


Ada 3 komponen ergonomi,
ialah anthropometri yang mempelajari ukuran tubuh manusia yang dimanfaatkan untuk disain peralatan dan tempat kerja, biomekanika yang mempelajari tentang pembebanan dan pengaruhnya pada faal tubuh manusia serta psikologi yang mempelajari interaksi yang bersifat psikologik antara mesin dan manusia


Salah satu studi yang dimanfaatkan dalam ergonomi adalah yang disebut studi waktu dan gerak. Dengan teknik ini dilakukan pengamatan gerakan dan pengukuran waktu dalam pelaksanaan pekerjaan.
Dengan cara ini dibuat disain pekerjaan dan alat kerja yang dapat meningkatkan efisiensi gerakan sehingga menghemat waktu dan energi yang akan meningkatkan produktifitas. Pemanfaatan studi waktu dan gerak antara lain untuk mengevaluasi bahaya suatu pekerjaan dan upaya pengendaliannya