Rabu, 04 November 2015

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA



PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Posted on November 4, 2015 by Melki Patampang



 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Sebelum membahas tentang pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba,terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu narkoba.

  • NARKOBA
                        Narkoba atau Napza adalah bahan yang bukan tergolong makanan.jika
       diminum,dihisap,dihirup,ditelan atau disuntikkan,berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan saraf pusat), dan sering menyebabkan ketergantungan.Akibatnya,kerja otak berubah. Demikian pula fungsi vital organ tubuh lain(jantung,peredaran
darah,pernafasan,dan lain-lain).
                        Narkoba yang ditalan masuk lambung, kemudian ke pembuluh darah. Jika dihisap,atau atau dihirup,zat diserap masuk ke dalam pembuluh darah melalui saluran hidung dan paru-paru. Jika zat disuntikan,langsung masuk ke aliran darah.Darah membawa zat ke otak.
                        Narkoba sendiri merupakan singkatan dari
(NARKOTIKA,PSIKOTROPIKA,OBAT TERLARANG). Bukan (NARIK KOLOR BAPAK).
Digunakan istilah narkoba , karena telah menjadi bahasan umum di masyarakat.Akan tetapi ,ruang lingkupnya meliputi napza, sebab zat adiktif lain, seperti nikotin dan alkohol,sering menjadi pintu masuk pemakaian narkoba lain yang berbahaya.Juga inhalansia dan solven, yang terdapat pada berbagai keperluan rumah tangga, bengkel, kantor, dan pabrik yang sering disalahgunakan,terutama oleh anak-anak.
                        Dahulu beberapa jenis narkoba alami, seperti opium(gatah tanaman candu), kokain,dan ganja,digunakan sebbagai obat. Akan tetapi , sekarang tidak digunakan lagi dalam pengobatan sangat terbatas sehingga harus berhati-hati dan harus mengikuti petunjuk dokter atau aturran pakai.
                        Obat adalah zat,baik sintetis,semi sintetis, atau alami, yang berkhasiat untuk menyembuhkan.Akan tetapi,pengguaanya harus mengikuti aturan pakai,jika tidak,dapat berbahaya dn berubah menjadi racun.Racun adalah zat,yang bukan merupakan makanan atau minuman, dan berbahaya bagi manusia.Contoh racun adalah obat annti hama atau serangga.

  • CARA KERJA NARKOBA dan PENGARUHNYA PADA OTAK
                        Narkoba berpengaruh pada bagian otak yang bertanggung jawab ataskehidupan perasaan,yang disebut sistem limbus.Pusat kenikmatan pada otak adalah bagian dari sistem limbus.Narkoba menghasilkan perasaan ‘high’ dengan mengubah susunan biokimia molekul pada susunan sel otak yang disebut neuro transmitter.
                        Dapat dikatakan, otak bekerja dengan motto jika merasa enak, lakukanlah.Otak kita memang dilengkapi alat untuk menguatkan rasa nikmat dan menghindarkan sakit atau tidak enak, guna membantu kita memenuhi kebutuhan dasar manusia, seperti lapar,haus, rasa hangat,dan tidur.mekanisme ini merupakan mekanisme pertahanan diri.
semua jenis narkoba mengubah perasaan dan cara berfikir seseorang.Bergantung pada jenisnya,narkoba dapaat menyebabkan:
  1. perubahan pada suasana hati(menenangkan,rileks,gembira,dan rasa bebas);
  2. perubahan pada pikiran(stres hilang dan meningkatnya khayal);
  3. perubahan pada perilaku(meningkatkan keakraban,menghambat nilai,dan lepas kendali).
                        Pengaruh narkoba terhadap perubahan suasana hati ds perilaku adalah sebagai berikut:
1. Bebas dari rasa kesepian
            Di masyarakat modern,di mana orang sulit menjalin hubungan akrab,narkoba menjadi’obat                             yang manjur’.
2. Bebas dari perasaan negatif lain
            Kecanduan menyebabkan seseorang sibuk dengan kecanduanya,idak steril thingga tidak merasa perlu                       memperhatikan perasaan atau kekosongan jiwanya.
3. Kenikmatan semu
            Dimasyarakat berorientasi pada kerja,uang,prestasi,kekuasaan,dan kedudukan sebagai tolok ukur keberhasilan,

  • PENGARUH BERBAGAI JENIS NARKOBA pada TUBUH
=>OPIOIDA
             Pengaruh jangka pendek : hilangnya rasa nyeri, ketegangan berkurang,rasa nyaman, di ikuti perasaan seperti mimpi dan ngantuk.
Pengaruh jangka panjang : ketergantungan, dan meninggak karena OVERDOSIS.Dapat menimbulkan komplikasi, seperti sembelit, gangguan menstruasi dan impotensi. Karena pemakaian jarum suntik timbul abses dan tertular hepatitis B/C yang merusak hati, atau penyakit
=>GANJA
            Pengaruh jangka pendek : segera setelah pemakaian akan timbul rasa cemas, gembira, banyak bicara,tertawa cekikikan, halusinasi, mata merah, selera makan meningkat,dan tenggorokan kering.
Pengaruh jangka panjang : daya fikir berkurang, motivasi belajar turun, perhatian ke sekitar  berkurang, mengurangi kesuburan, peradangan paru-paru,dan perubahan pada sel-sel otak.
=>ALKOHOL
            Pengaruh jangka pendek : mabuk, jalan sempoyongan, bicara cadel, kekerasan, atau perbuatan merusak,dan menyebabkan kecelakaan jika mengendarai kendaraan dalam posisi mabuk.
Pengaruh jangka panjang : kerusakan pada hati, kelenjar getah lambung, saraf tepi, otak, gangguan jantung, kanker, dan bayi lahir cacat dari orang tua pecandu alkohol.
=>NIKOTIN
            Terdapat pada tembakau, selain nikotin, tembakau mengandung tar dan CO yang berbahaya,serta zat lain,yang seluruhnya tak kurang dari 4.000 senyawa. Menyebabkan kanker paru,jantung,tekanan darah tinggi. Survei menunjukkan,merokok pada anak/remaja merupakan pintu gerbang pada pemakaian narkoba.
  • PENYALAHGUNAAN NARKOBA
          Karena pengaruh narkoba yangmenimbulkan rasa nikmat dan nyaman itulah maka narkoba disalahgunakan.Akan tetapi, pengaruh itu sementara, sebab setelahitu timbul rasa tidak enak.
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk pengobatan,tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya,dalam jumlah berlebih yang secara kurang teratur,dan berlangsung ckup lama,sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik,mental, dan kehidupan sosialnya.
Banyak remaja yang cenderung menyelesaikan masalahnya dengan jalan pintas, yaitu memakai narkoba sampai merasa  fly.tanpa memikir dampak negatifnya.Banyak yang kehilangan masa depannya karena narkoba.bukan tanpa alasan, ada sebagian remaja yang menjadi pecandu narkoba, karena kurang kasih sayang dari orang tua nya.Ada juga yang terppengaruh masyarakat di sekitarnya, dan teman di sekolah. Kalau sudah begini siapa yang pantas disalahkan ???

  • ALASAN MEMAKAI NARKOBA
          Banyak alasan mengapa narkoba disalahgunakan diantaranya agar dapat diterima oleh lingkungan,mengurangi stres, bebas dari rasa murung, mengatasi masalah pribadi, dan lain-lain.
            Alasan memakai narkoba dikelom[pokkan sebagai berikut :
>Anticipatory beliefs,yaitu,anggapan jika memakai narkoba orang akan menilai dirinya hebat,dewasa,mengikuti mode,dan sebagainya.
>Relieving beliefs,yaitu keyakinan bahwa narkoba dapat digunakan untuk mengatasi ketegangan,cemas,depresi, dan lain-lain.
>Facilitative atau permissive beliefs,yaitu keyakinan bahwa pengguna narkoba merupakan gaya hidup modern, dan mengikuti globalisasi.
            Jadi penggunaan narkoba berawal dari persepsi/anggapan keliru yang tumbuh di masyarakat.Mereka tidak mau memahami atau tidak mau menerima kenyataan atau fakta yang dapat di buktikan secara ilmiah dan sah menurut hukum.
            Akan,tetapi terlepas dari semua alasan di atas,remaja menyalah gunakan narkoba,karena kepadanya ditawarkan oleh seseorang atau kelompok teman sebaya,agar mau mencoba memakainya.Penawaran terjadi dalam situasi santai pada kehidupan sehari-hari:di kantin sekolah,pulang dari sekolah,di jalan,di restoran,mal,rumah teman,dan lain-lain.Oleh karena itu,anak dan remaja perlu meningkatkan kewaspadaan mengenai berbagai situasi penawaran dan mengetahui perbedaan antara fakta dengan mitos yang berkembang.
  • pola pemakaian narkoba
          Ada beberapa pola pemakaian narkoba sebaagai berikut.
1.  pola coba-coba,yaitu karena iseng atau ingin tahu.pengaruh tekanan kelompok sebaya sngat besar,yang menawarkan atau membujuk untuk memakai narkoba.
2.  pola pemakaian sosial,yaitu pemakaian narkoba untuk tujuan pergaulan( berkumpul dalam acara tertentu) agar diakui/diterima kelompok.
3. Pola pemakaian situasi,yaitu karena situasi tertentu,misalnyaa kesepian,stres,dan lain-
lain.disebut juga tahap instrumental,karena pengalaman pemakaian sebelumnya di sadari,narkoba dapat menjadi alat untuk memengaruhi atau memanipulasi emosi dan suasdana hatinya.
4. pola habituasi(kebiasaan),ketika telah memakai nerkoba secara teratur/sering.terjdi perubahan pada faal tubbuh dan gaya hidupnya.
5.  pola ketergantungan,dengan gejala khas ,yaitu timbulnya toleransi atau gejala putus zat. Ia berusaha untuk selalu mendapat narkoba dengan berbagai cara,berbohong,menipu,mencuri menjadi kebiasaannya.
            Proses seseorang menjadi ketergantungan dapat digambarkan seperti orang yang menembus tembok.pada tahap pemakaian ia masih dapat menghentikannya.Jika telah terjadi ketergantungan,ia sulit kembali ke pemakaian sosial, betapapun ia berusaha ,kecuali menghentikan sama sekali pemakaiannya(abstinensia)

  • AKIBAT PENYALAHGUNAAN NARKOBA
          1.BAGI DIRI SENDIRI
                        a.Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja
                        b.Intoksikasi (keracunan)
                        c. Overdosis (OD)
                        d. Gejala putus zat
                        e. Berulang kali kambuh
                        f. Gangguan perilaku mental dan sosial
                        g. Gangguan kesehatan
                        h. Kendornya nilai-nilai
                        i. Keuangan dan hukum

       2.BAGI KELUARGA
                                    Suasana hidup aman dan nyaman menjadi terganggu.Membuat keluarga menjadi resah karena barang-barang berharga dirumah
hilangAnakberbohong,mencuri,menipu,bersikap kasar,acuh tak acuh dengan urusan keluarga,tidak bertanggung jawab,hidup semaunya, dan asosial.
                                    Orang tua malu karena memiliki anak pecandu, merasa bersalah, tapi juga sedih dan marah.Mereka berusaha menutupi perbuatan anak agar tidak diketahui orang lain.
                                    Orang tua menjadi putus asa karena masa depan anak tidak jelas.Anak putus sekolah atau menganggur,karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan.tres meningkat dan membuat kehidupan ekonomi morat marit,dan masih banyak lagi.

         3.BAGI SEKOLAH
                             Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses belajar. Siswa penyalahguna narkoba prestasi belajar menurun drastis.Penyalahgunaan narkoba berhubungan dengan kenakalan dan putus sekolah.Kemungkinan siswa pecandu narkoba membolos lebih besar dibanding siswa lain.

         4.BAGI MASYARAKAT
                                    Mafia perdagangan gelap selalu berusaha memasok narkoba.Terjalin hubungan antara pengedar dan korban sehingga terjadi pasar gelap.Oleh karena itu sekali pasar terbentuk, sulit sekali memutus mata rantai pengedarannya.Dan narkoba akan menimbulkan keresahan dalam masyarakat.

  •  UPAYA PENCEGAHAN dan PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
                   Setelah mengetahui apa itu narkoba,penyebab,dan akibat-akibatnya, sekarang
          membahas upaya  pencegahan nya.
       upaya pencegahan dan penanggulangan
                        Penyalahgunaan narkoba dapat dicegah.Adalah lebih baik mencegah dari 
        pada mengobati atau menanggulangi.Pencegahaan merupakan upaya yang sangat penting,bahkan terpenting.Untuk mencegah remaja dari penyalahgunaan narkoba hal yang paling penting adalah membentengi diri sendiri dengan imtaq(iman taqwa). selain itu ada hal-hal lain diantaranya :
1. Menjaga diri sendiri dan teman terdekat dari hal yang menjurus ke narkoba
2. Pendekatan pada siswa disekolah
3. Latihan peningkatan percaya diri
4. Melatih remja mengelola situasi sehari-hari melalui pendekatan pemecahan masalah dan
    curhat
5.Memberi kegiatan yang cocok pada kehidupan remmaja
6.Mendorong partisipasi pada kegiatan yang positif
7.Memberi kesempatan agar remaja mengembangkan kegiatannya
8.Membentuk perkumpulan dalam gerakan anti narkoba (say no to drugs)
9.Saling memberi dukungan dan kasih sayang
10.Meningkatkan keterampilan dasar
11.Mencoba mengubah kebiasaan buruk, dan menjauh dari hal-hal yang negatif
12.dan yang paling penting adalah selalu waspada, karena banyak modus-modus pengedar
     narkoba.
13.jika ada remaja yang sudah menjadi pecandu,harus diberi pengertian sedikit demi sedikit,
    dan tidak dijauhi atau di acuhkan di masyarakat.
14.Melaporkan ke pihak yang berwajib jika mengetahui pengedar/bandar narkoba
15.Memberikan program, terapi dan rehabilitasi
16.Menyediakan sarana konseling untuk para pemakai n pengedar narrkoba.
17. Menciptakan rasa takut mengulang kembali.
            Masih banyak lagi hal yang bisa dilakukan untuk mencegah remaja memakai narkoba.
dan untuk mencapainya harus ada kekompakan antara individu,keluarga,sekolah,dan masyarakat sekitar.yang semuanya memiliki peran penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba.
          Demikian karya ilmiah yang kami buat, dan kita sebagai generasi muda haruslah tetap berpegang pada jati diri bangsa kita.Jangan mudah terpengaruh dengan orang lain yan g membawa pada hal negatif.
NARKOBA adalah MUSUH bagi kita, dengan memakai narkoba berarti hidup yang indah ini telah terbuang sia-sia.Kenikmatan yang sementara akan membawa kehancuran pada akhirnya.

                                                              “ALWAYS SPIRIT AND SAY NO TO DRUGS “
                                                                         STUDY YEES.. NARKOBA NO !!!!

Selasa, 09 Juni 2015

MICROBACTERIUM LAPRAE




Tugas Agen Penyakit
MICROBACTERIUM LAPRAE

OLEH
MELKI PATAMPANG
1310009


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TAMALATEA
YAYASAN PENDIDIKAN TAMALATEA
MAKASSAR
2015







A.     Pendahuluan

a. Sejarah Lepra
1. Zaman purbakala
penyakit kusta dikenal hampir 2000 tahun sm. Hal ini dapat diketahui dari peninggalan sejarah seperti di mesir, di india 1400 sm, istilah kusta yang sudah dikenal di dalam kitab weda, di tiongkok 600 sm, di mesopotamia 400 sm. Pada zaman purbakala tersebut telah terjadi pengasingan secara spontan penderita merasa rendah diri dan malu, disamping masyarakat menjauhi penderita karena merasa jijik dan takut.
2. Zaman pertengahan
kira-kira setelah abad ke 13 dengan adanya keteraturan ketatanegaraan dan sistem feodal yang berlaku di eropa mengakibatkan masyarakat sangat patuh dan takut terhadap penguasa dan hak asasi manusia tidak mendapat perhatian. Demikian pula yang terjadi pada penderita kusta yang umumnya merupakan rakyat biasa. Pada waktu itu penyebab penyakit dan obat-obatan belum ditemukan maka penderita diasingkan lebih ketat dan dipaksakan tinggal di leprosaria/koloni perkampungan penderita kusta untuk seumur hidup.
3. Zaman modern
dengan ditemukannnya kuman kusta oleh gerhard amaeur hansen pada tahun 1873, maka mulailah era perkembangan baru untuk mencari obat anti kusta dan usaha penanggulangannya.

c. Sifat
Mycobacterium leprae, mempunyai 5 (lima) sifat penting yang perlu diketahui yaitu :
1.      Merupakan organisme obligat endogeous dan tidak bisa dibiarkan dalam media buatan
2.      Sifat mengikat asamnya dapat diekstraksi dengan pyridine
3.      Mampu mengoksidasi zat D–dihydroxy phenylalanine (D – DOPA)4.
4.      Mengivansi sel schwan dari system saraf tepi terutama di perineum
5.      Permukaan membrane mengandung phenolic glycolipid I (PGL-I) dan lipoarabinomannan (LAM) (Shimoji Yang, 1999).


e. Cara Penularan Kusta
Meskipun cara penularannya yang pasti belum diketahui dengan jelas, penularan di dalam rumah tangga dan kontak/hubungan dekat dalam waktu yang lama tampaknya sangat berperan dalam penularan kusta.
Cara-cara penularan penyakit kusta sampai saat ini masih merupakan tanda tanya. Yang diketahui hanya pintu keluar kuman kusta dari tubuh si penderita, yakni selaput lendir hidung. Tetapi ada yang mengatakan bahwa penularan penyakit kusta adalah:
Melalui sekresi hidung, basil yang berasal dari sekresi hidung penderita yang sudah mengering, diluar masih dapat hidup 2–7 x 24 jam.
Kontak kulit dengan kulit. Syarat-syaratnya adalah harus dibawah umur 15 tahun, keduanya harus ada lesi baik mikoskopis maupun makroskopis, dan adanya kontak yang lama dan berulang-ulang.
Jika seorang penderita lepra berat dan tidak diobati bersin, maka bakteri akan menyebar ke udara. Sekitar 50% penderita kemungkinan tertular karena berhubungan dekat dengan seseorang yang terinfeksi.
Infeksi juga mungkin ditularkan melalui tanah, armadillo, kutu busuk dan nyamuk.
Sekitar 95% orang yang terpapar oleh bakteri lepra tidak menderita lepra karena sistem kekebalannya berhasil melawan infeksi.
Penyakit yang terjadi bisa ringan (lepra tuberkuloid) atau berat (lepra lepromatosa). Penderita lepra ringan tidak dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain.

Lebih dari 5 juta penduduk dunia yang terinfeksi oleh kuman ini.
Lepra paling banyak terdapat di Asia, Afrika, Amerika Latin dan kepulauan Samudra Pasifik.
Infeksi dapat terjadi pada semua umur, paling sering mulai dari usia 20an dan 30an. Bentuk lepromatosa 2 kali lebih sering ditemukan pada pria.



b. Morfologi
Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman batang lurus atau agak bengkok, berukuran panjang 1 sampai 4 µ dan lebar 0,2 sampai 0,8 µ, dapat ditemukan bentuk sendiri maupun berkelompok. Kuman ini merupakan bakteri tahan asam (BTA) yang bersifat tidak bergerak, tidak berspora, dan tidak bersimpai. Pada pewarnaannya M. tuberculosis tampak seperti manik-manik atau tidak terwarnai secara merata.

d. Habitat Mycobacterium leprae
Kusta atau Hansen bacillus adalah bakteri asam-cepat ditemukan terutama dalam sel mononuklear yang dimodifikasi disebut sel lepra, di mana basil dalam jumlah besar dan dalam cluster yang menyerupai bungkus rokok.
Patologi:
Kusta adalah kronis, onset berbahaya, dengan masa inkubasi yang panjang (dari beberapa bulan sampai 30 tahun), menyebabkan luka melumpuhkan dan menodai; basil kusta memiliki afinitas untuk kulit dan jaringan saraf.
             
Lesi kulit penyakit ini ditandai dengan adanya lepromas besar dan konsisten disebut node; ketika mereka muncul di wajah menentukan singa yang fasies karakteristik. Kondisi saraf perifer menyebabkan anestesi lokal, ketika disajikan di jari memfasilitasi produksi trauma kecil yang menyebabkan infeksi sekunder dan cedera memutilasi; mungkin juga memiliki resorpsi tulang.
W HAT: Pada latar belakang pasien, distribusi lesi dan mengamati AFB, dengan pengelompokan khas, dari pisau bedah gesekan dengan mukosa hidung atau biopsi kulit atau lobus telinga.
Pengobatan: dapson simultan selama berbulan-bulan dan tidak ada aplikasi fampicina. Dalam M. leprae strain resisten terhadap dapson clofazimine disarankan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaeey8td3yJ5c27z9hzSfunlCfA7SeBxEgiotgb30jtM0tTG8yAX90NMr6r7arvu0xFDxVvg2faM4rTJNtn9SGU2CTxcgYVlGhTB_CWQkVw_GYYQliuDlB4hUBODGTs1kdAv2ZOpI8CcQ/s400/Nueva+imagen+%25285%2529.png

f. GAMBARAN KLINIK PENYAKIT
  • Gambaran klinik yang jelas berupa kekakuan tangan dan kaki, clawing pada jari kaki, pemendekan jari, bahkan mudah terjadi perdarahan dan adanya makula dengan hilangnya rasa tusukan. (lihat gambar 2.3) (Bhopal, 2002). Keadaan tersebut merupakan penderita yang sudah lanjut dan sudah dipastikan lepra tanpa pelaksanaan diagnostik yang cukup.
  • Bentuk keluhan bervariasi mulai dari keluhan anestesi di kulit, anesthesi pada tangan dan kaki. Kelainan pada kulit bisa berupa bercak kulit yaitu macula anaesthetica, penebalan kulit (papula atau plakat), nodula maupun ulcer. Pada saraf tepi biasanya timbul penebalan saraf yang disertai peradangan (neuritis).
  • Umumnya ditemukan dalam 2 (dua) bentuk Pause basiler (PB) dan Multi basiler (MB) dan menurut WHO untuk menentukan kusta perlu adanya 4 (empat) kriteria yaitu :
  1. Ditemukannya lesi kulit yang khas.
  2. Adanya gangguan sensasi kulit.
  3. Penebalan saraf tepi.
  4. BTA positif dari sediaan sayatan kulit.

g. Literatur
https://ufonearth.wordpress.com/2012/03/25/lepra-sejarah-dan-pengobatannya/
http://analismuslim.blogspot.com/2012/02/mycobacterium-tuberculosis.html
http://pmkkebumen.blogspot.com/2012/06/mengenal-penyakit-kusta.html
http://bacterias1104eneo.blogspot.com/2011/11/mycobacterium-leprae.html
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/12/penyakit-kusta-lepra.html






http://melkipatampang.blogspot.com/

Senin, 24 November 2014

Perilaku Dalam Masalah Kesehatan Keluarga



                        
TUGAS MAKALAH
PERILAKU DALAM MASALAH KESEHATAN KELUARGA

OLEH:
Melki Patampang
1310009



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
YAYASAN PENDIDIKAN TAMALATEA
MAKASSAR
2014




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa  yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaaikan tugas makalah ini dengan baik.
 Meskipun dalam menjalani penyusunan makalah ini tidak sedikit kendala yang penulis hadapi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu dengan terbuka penulis mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya  pembaca pada umumnya.
           
Makassar,    Oktober  2014

Penulis

Penulis



 








BAB 1
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
 Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Hanya dengan sumber daya yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing bangsa. Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan, akan lebih mengutamakan upaya-upaya preventif dan promotif yang proaktif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dasar pandangan baru dalam pembangunan kesehatan ini disebut “Paradigma Sehat”. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan salahsatu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing manusia.
Menurut L. Blum, derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktoryaitu lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan

 keturunan. Blum menyimpulkanbahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan.Kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku mempunyai andil nomor 2,pelayanan kesehatan dan keturunan mempunyai andil yang paling kecil terhadapstatus kesehatan. Bagaimana proprorsi pengaruh faktor-faktor tersebut terhadapstatus kesehatan di negara-negara berkembang, terutama di Indonesia belum ada penelitian.

B.      Tujuan
Mengetahui konsep dan bentuk perilaku & perilaku dalam masalah kesehatan keluarga.









BAB 2
PEMBAHASAN
Sebelum kita membicarakan tentang perilaku kesehatan, terlebih dahulu akandibuat batasan tentang perilaku itu sendiri. Perilaku dari pandangan biologisadalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas,mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkankegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi jugamerupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapatdikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut,baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebutdipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umumdapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dariperilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah adalah konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah suatu kondisi atau merupakan lahan untuk perkembangan perilaku tersebut.
Suatu mekanisme pertemuan antara kedua faktor tersebut dalamrangka terbentuknya perilaku disebut proses belajar (learning process).                  

Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku merupakanhasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon) dan respons.Ia membedakan adanya 2 respons, yakni :
:a. Respondent Respons atau Reflexive ResponsAdalah respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu.Perangsangan-perangsangan semacam ini disebut eliciting stimuli Karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap, misalnya makanan lezatmenimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat akan menyebabkanmata tertutup, dan sebagainya.
b.  Operant Respons atau Instrumental ResponsAdalah respons yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsangtertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme.
Sebagian besar perilaku manusia adalah operant respons. Untuk itu, untuk membentuk jenis respons atau perilaku ini perlu diciptakan adanya suatu kondisitertentu yang disebut operant conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalamoperant conditioning ini menurut Skinner adalah sebagai berikut :
a.       Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat ataureinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk .

b.      Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.
c.       Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan- tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.
d.      Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponenyang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan makahadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku(tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau perilaku inisudah terbentuk kemudian dilakukan komponen (perilaku) yang kedua,diberi hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi),demikian berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itudilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampaiseluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.









Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respons iniberbentuk 2  macam, yakni :
a.       Bentuk pasif adalah respons internal yaitu yang terjadi didalam dirimanusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnyaberpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.
b.      Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap adalahmerupakan respons seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masihbersifat terselubung dan disebut covert behaviour. Sedangkan tindakan nyataseseorang sebagai respons seseorang terhadap stimulus (practice) adalah merupakan overt behaviour.
Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatansuatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap.
Faktor-faktor yangmempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi 2, yakni faktor interndan ekstern. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dansebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Sedangkanfaktor ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik sepertiiklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.

Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit, yakni :
- Perilaku sehubungan dengan peningkatan ddan pemeliharaan kesehatan(health promotion behaviour). Misalnya makan makanan yang bergizi,olah raga, dan sebagainya.
- Perilaku pencegahan penyakit (health preevention behaviour) adalahrespons untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya tidur memakaikelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasi, dansebagainya. Termasuk perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepadaorang lain.
- Perilaku sehubungan dengan pencarian penngobatan (health seekingbehaviour), yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan,misalnya usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas, mantri,dokter praktek, dan sebagainya), maupun ke fasilitas kesehatan tradisional(dukun, sinshe, dan sebagainya).
- Perilaku sehubungan dengan pemulihan kessehatan (health rehabilitationbehaviour) yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usahapemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnyamelakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam rangka pemulihan kesehatannya).



Klasifikasi Perilaku Kesehatan menurut Skinner terbagi atas :

1.Perilaku Pencegahan (preventif)

2.Perilaku Penyembuhan (kuratif)

3.Perilaku pemulihan (rehabilitatif)

4.Perilaku peningkatan kesehatan (promotif)

5 Perilaku yang berhubungan dengan gaya hidup sehat (life styles), seperti perilaku makan, olahraga, merokok dan sebagainya.
 6.Perilaku yang berhubungan dengan lingkungan

Keluarga secara klasik adalah sekelompok orang yang diikat dalam taliperkawinan, darah atau adopsi, terdapat dalam satu rumah tangga, salingberinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan lainnya dalam tanggung jawabsocial masing-masing (suami dan istri, ibu dan suami, antara saudara kandung)serta menciptakan dan menjaga budaya yang diyakini secara kolektif.Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat mempunyai nilai strategis dalampembangunan kesehatan, karena setiap masalah individu merupakan masalah keluarga, dan sebaliknya. Kasus kesehatan dari setiap individu perlu pendekatan secara holistik (menyeluruh) terhadap fungsi-fungsi keluarga. Pendekatan keluarga adalah suatu proses yang mengembangkan kemampuan keluarga untuk   berbuat dan bertindak atas keputusan yang berdasarkan informasi ataupengetahuan menyangkut pengasuhan kepada anggotanya, dengan menggunakansumber dayanya sendiri atau dengan jalan mengakses sumber daya lainnya.

Keluarga sehat berkaitan erat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS di Rumah Tangga. Beberapa permasalahan kesehatan seperti Diare dapat dicegahbila masyarakatnya dapat menerapkan perilaku sehat, dengan cuci tangan pakaisabun, minum air yang dimasak dan memanfaakan sarana kesehatan lingkungandengan baik.

Sebagai tindak lanjut dari pembangunan kesehatan kelompok terdapatpembangunan yang mengarah pada pembangunan kesehatan keluarga dengantujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatankeluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya. Ditingkat individu/perorangan kegiatan pembangunan kesehatan dapat dilaksanakandi rumah (home nursing). Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kebutuhankesehatan seseorang yang diberikan pengawasan dan perawatan yangberkelanjutan dapat terpenuhi. Untuk terpenuhinya kebutuhan kesehatan tersebutsangat dibutuhkan peran tenaga kesehatan seperti pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan.





DAFTAR PUSTAKA


Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.

Azwar, S. 2006. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Pustaka Pelajar:Yogyakarta